Buang jauh-jauh pikiran rafting di sungai seperti arung jeram di Dufan. Tempat start tentunya beda dengan tempat finish. Cara menuju ke sana pun sudah layak disebut extreme sport. Menaiki mobil bak terbuka (yang bertuliskan “Dilarang Mengangkut Orang”) berisi 20 orang selama sekitar 45 menit. Jalanan desa yang sempit, berlubang, dan tentunya naik turun membuat kami berpikir ini bentuk rafting di darat! Mobil berhenti di dekat mushola, perjalanan pun dilanjutkan dengan berjalan kaki hingga bertemu pemandangan sungai di bawah sana. Wow!
Lokasi rafting kali ini bertempat di Sungai Pekalen Atas, Probolinggo, Jawa Timur. Sepanjang mata memandang, ada 2 penyedia jasa rafting yaitu Noars dan Songa. Rafting perdana ini saya menggunakan provider pertama. Tim pemandu menyiapkan perahu karet dan dijajarkan di pinggir sungai. Setelah tiap regu duduk manis di masing-masing perahu, seorang pemandu menjelaskan aturan rafting. Supaya makin bersemangat, mari toss sambil meneriakkan nama regu “HORE!!!”.
[caption id="attachment_758" align="aligncenter" width="400"] Tim Hore! (pic from Noars)[/caption]
[caption id="attachment_754" align="aligncenter" width="301"] Bagai Film Baywatch ^___^[/caption]
Pengarungan di musim kemarau seperti ini pun menantang. Perahu kesana kemari terkena arus sungai. Di tengah lelah kami disuguhi 3 air terjun, dari yang aliran airnya bagai tirai hingga air terjun besar yang pada bebatuannya bergantung ratusan kelelawar. Setengah perjalanan, kami menepi ke rest area sambil menikmati pisang goreng dan STMJ untuk menghangatkan tubuh. Buat yang bernyali dan tidak banyak mikir (contohnya: saya) bisa melompat dari tebing setinggi 4 meter ke dinginnya air sungai. Ternyata terjun begini pun ada tekniknya, badan harus lurus saat masuk air. Celakanya saya yang ulangan fisika aja sontekan jadilah teknik lompatnya salah. Penampang badan yang terkena air terlalu lebar karena posisi badan yang agak miring. Berasa banget lah badan panas sampai telapak tangan memerah.
[caption id="attachment_756" align="aligncenter" width="338"] ruang makan Noars Rafting[/caption]
Dua setengah jam bermain air hingga sampai di garis finish. Setelah berganti baju, kami langsung menuju ruang makan untuk menikmati makan siang yang sederhana namun lezat. Makanan tradisional seperti tahu, tempe, urap-urap, dan ikan asin masuk ke perut dengan lancar. Sebagai kenang-kenangan saya memilih beberapa foto saat rafting hasil bidikan tim pemandu. Meskipun berusaha pose bahagia saat ada kamera, masih nampak kekhawatiran menghadapi jeram Sungai Pekalen. Pesan dari pemandu, rafting saat musim hujan lebih seru. Berani coba?
[caption id="attachment_753" align="aligncenter" width="140"] Foottrip at Pekalen River[/caption]
No comments:
Post a Comment