Derawan - source: intaninchan
Merencanakan liburan selalu mengasyikkan. Mulai dari menentukan budget, tujuan, tempat yang dikunjungi, cara ke sana, dan berbagai detail lainnya. Terkesan ribet namun hal seperti ini menimbulkan kepuasan tersendiri, apalagi jika tahu triknya supaya bisa hemat. Begitu pula saat saya merencanakan berlibur ke Kepulauan Derawan yang sudah menjadi impian sejak lama. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan yaitu memilih moda transportasi ke sana. Saat berlibur ke Derawan, harapan saya bisa menggunakan transportasi yang aman, nyaman, dan tidak terlalu lama di perjalanan karena waktu liburan yang terbatas. Untungnya Garuda Indonesia memiliki rute yang dekat dengan destinasi impian saya. Setelah cek jadwal di Garuda Indonesia, rute Surabaya – Berau (transit di Balikpapan) tersedia setiap hari. Setelah sampai di Bandara Kalimarau di Tanjung Redeb, Kab. Berau perjalanan dilanjutkan ke Pelabuhan Tanjung Batu. Dari pelabuhan ini ada speedboat dengan jadwal tertentu menuju Pulau Derawan. Saya pun merasa tidak khawatir tertinggal speedboat karena Garuda Indonesia termasuk maskapai yang on time.
Selama di Derawan tentunya akan penuh dengan aktivitas di sekitar pantai dan bawah laut. Pakaian renang dan alat snorkeling andalan wajib dibawa. Tak lupa sunblock dan kacamata hitam untuk melindungi wajah sekaligus bergaya. Kamera saku tahan air juga saya siapkan untuk mengabadikan keindahan laut Derawan sambil ber-selfie bersama ikan di dalam air. Untuk alas kaki, paling nyaman pakai sandal jepit atau sandal gunung yang kuat di segala medan. Dan supaya tidur nyenyak setelah seharian beraktivitas tanpa diganggu nyamuk, saya siapkan stiker anti nyamuk yang praktis dibawa.
[caption id="attachment_826" align="aligncenter" width="362"] OOTD di Derawan[/caption]
Ada dua hal yang selalu menarik minat saya saat berlibur, laut dan budaya. Tempat wisata yang saya kunjungi pun tak jauh dari dua hal tersebut. Rencana saya berkeliling di kepulauan Derawan dari satu pulau ke pulau lain sambil menikmati keindahan bawah lautnya. Terbayang duduk santai di pinggir pantai melihat pemandangan alam yang jauh dari polusi. Rajin bangun pagi menyaksikan sunrise dan berkontemplasi saat matahari tenggelam. Bermain pasir yang halus dan mencari pari manta saat snorkeling di Sangalaki, berenang bersama penyu di sekitar Maratua, juga bertemu kawanan ubur-ubur di Danau Kakaban tanpa takut tersengat. Ini keistimewaan stingless jellyfish yang karena proses adaptasi terhadap alam, sengatnya tidak berfungsi sehingga manusia aman berenang di dekatnya. Spesies ini ditemukan di beberapa tempat di Indonesia, seperti di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Setelah kembali dari liburan harus ada hal positif yang saya dapatkan, tidak sekedar mengeluarkan uang untuk bersenang-senang. Jadi saya ingin mengenal budaya penduduk lokal di Derawan dan Sangalaki. Bagaimana mereka mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari seperti pangan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Saya ingin menyatu dan turut merasakan menjadi warga Indonesia yang tinggal di pulau kecil nan indah walau hanya beberapa hari. Rencananya saya tinggal di rumah penduduk yang disewakan supaya bisa sering berinteraksi dengan mereka. Lumayan kan kalau dapat bonus sarapan gratis atau harga kamar yang lebih murah. Jika ada kesempatan, saya mau berkunjung ke sekolah di pulau tersebut. Saya penasaran akan fasilitas pendidikan di sana mengingat isu ketimpangan pemerataan pendidikan masih menjadi sorotan di Indonesia. Buat kenang-kenangan saya akan membawa beberapa buku cerita untuk anak-anak pulau. Kalau naik Garuda Indonesia, barang bawaan saya termasuk buku tidak khawatir kelebihan bagasi, free baggage tiap penumpang sampai 20 kg.
No comments:
Post a Comment