Biasanya dalam suatu perjalanan saya singgah di masjid untuk menunaikan sholat sambil istirahat sejenak. Kalau tidak ada, saya mampir ke pom bensin yang menyediakan fasilitas mushola. Namun siang itu saya sengaja menjadikan masjid sebagai tujuan perjalanan. Kemegahan masjid ini membuat saya ingin berkunjung langsung ke sana. Inilah Masjid Ramlie Musofa.
[caption id="attachment_1487" align="aligncenter" width="800"] Masjid Ramlie Musofa[/caption]
Masjid yang didominasi warna putih ini terletak di perumahan elit Sunter. Tepatnya di Jalan Danau Sunter Raya Selatan Blok I / 10 No. 12C - 14A, Jakarta Utara.
Di antara deretan rumah segedong-gedong, masjid yang menghadap danau Sunter ini nampak begitu mencolok. Kalau rumah di kanan-kirinya identik dengan pagar tinggi dan kawat tajam di ujungnya, masjid ini berpagar rendah. Seperti mempersilakan untuk mampir beribadah.
“Assalamualaikum,” salah seorang dari tiga satpam memberi salam.
“Waalaikumsalam,” jawab saya sembari masuk ke halaman masjid.
Saat itu ada rombongan 2 bis yang sedang berkeliling masjid. Ibu-ibu rombongan sibuk mengabadikan diri di tangga masjid yang dihiasi Surat Al-Fatihah dalam 3 bahasa, Arab, Indonesia, dan Mandarin. Berbagai tulisan dalam bahasa Mandarin inilah ciri khas Masjid Ramlie Musofa. Maklum, masjid ini dibuat oleh keluarga mualaf Tionghoa.
Ramlie Musofa sendiri terdiri dari singkatan nama keluarga, yaitu: Ramli Rasidin, Lie Njoek Kim, Muhammad Rasidin, Sofian Rasidin, dan Fabianto Rasidin. Tiga nama terakhir adalah anak dari Haji Ramli.
Terik matahari yang menyengat membuat saya segera masuk ke masjid. Sebelum itu saya mengambil wudhu di lantai 1. Tempat wudhu wanita di sebelah kiri tangga. Pada dindingnya terdapat petunjuk tata cara berwudhu lengkap dengan doa wudhu. Biasanya saya hanya melihat poster langkah berwudhu di masjid atau mushola tapi kali ini berbentuk ukiran besar yang indah. Subhanallah. Saya juga memperhatikan kran airnya yang memakai merek terkenal. Benar-benar berkualitas.
[caption id="attachment_1479" align="aligncenter" width="800"] Tempat wudhu dengan tata cara berwudhu[/caption]
Dari tempat wudhu ada tangga menuju ke lantai 2, ruang sholat utama. Pilar-pilar berdiri tegak menyangga hingga lantai 4. Terdapat jam besar yang bertuliskan nama pemberi hibah. Di atas mimbar terdapat kaca dengan hiasan Al Fatihah yang menjulang hingga lantai teratas. Pada ruangan ini pula terdapat 2 lift untuk membantu jamaah difabel.
Saya duduk di karpet hijau yang tergelar di ruangan ini. Tak henti-hentinya saya mengagumi kemegahan dan kebersihannya. Saking bersihnya saya sampai berpikir, masjid ini dipakai atau tidak ya?
Ketika mendongak ke atas, nampak bagian dalam kubah yang dikelilingi tulisan asmaul husna. Tepat 99, saya menghitung sembari memutarkan badan.
[caption id="attachment_1484" align="aligncenter" width="800"] Memandang tulisan Allah di kubah[/caption]
[caption id="attachment_1485" align="aligncenter" width="800"] Asmaul husna yang mengelilingi kubah[/caption]
[caption id="attachment_1482" align="aligncenter" width="450"] Ruang sholat utama[/caption]
[caption id="attachment_1480" align="aligncenter" width="450"] Ada lift-nya[/caption]
Di bagian luar terdapat bedug dan tanda peresmian masjid. 15 Mei 2016, masih tergolong baru sejak diresmikan oleh pemilik dan imam besar Masjid Istiqlal.
Pemandangan luar masjid seperti di film-film Timur Tengah. Semilir angin membuat saya terbuai membayangkan film Ayat-Ayat Cinta. Ah jadi sok tahu padahal belum pernah ke sana.
Lantai 3 bisa digunakan untuk tempat solat dengan banyak cerukan. Mengapa begitu? Saya kurang paham tentang arsitektur. Naik lagi ke lantai 4 dengan tangga yang tinggi dan sempit. Di sini ruangan jauh lebih kecil tetapi bisa melihat pemandangan di roof top, termasuk tulisan asmaul husna tadi.
Sayangnya saya ke sana bukan di waktu solat atau menjelang solat. Dari artikel yang saya baca, masjid ini tidak menggunakan pengeras suara saat mengumandangkan adzan.
Selepas sholat sunnah, saya melangkah keluar masjid. Dari seberang pintu masuk utama langsung disambut ukiran Quran surah Al Qori’ah dalam 3 bahasa. Saya kembali tertegun membaca artinya. Subhanallah. Alhamdulillah. Allahuakbar. Semoga keluarga pemilik Masjid Ramlie Musofa senantiasa dilimpahi berkah oleh Allah dan istiqomah dalam menjalankan perintah-Nya. Amin.
[caption id="attachment_1483" align="aligncenter" width="800"] Di kanan kiri tangga ada surat Al Fatihah, sedangkan di seberangnya surat Al Qori'ah mengingatkan tentang hari akhir[/caption]
Sepertinya berada di sana bakal teduh banget ya... jadi oase di tengah keriuhan Jakarta
ReplyDeletewooow mewah sekali ya, karena tinggi pasti sirkulasinay bagus dan itu bikin adem
ReplyDeleteBanget. Badan dan pikiran adem ayem gitu mba
ReplyDeleteIya anginnya sepoi sepoi gitu
ReplyDeleteEh ya Allah bagus banget masjidnya! Lope lope deh.. aku suka senang kalau ada masjid2 cantik, rasanya bangga karena rumah Allah bagus2 banget dan bikin betah beribadah :)
ReplyDeleteCantik banget ya Mbak. Aku baru sempet lewatin doang. Lihat parkiran rame. Jadi mikir deh mau mampirnya. Padahal pengen banget.
ReplyDeleteSama. Senang lihat rumah ibadah yang terawat. Kebersihan sebagian dari iman.
ReplyDeleteEh berarti kebetulan saya ke sana pas lagi sepi ya. Bukan waktu sholat juga sih
ReplyDeletesubhanallah, keren banget masjidnya mba, pengen ke sana
ReplyDeletePernah baca tentang keluarga pendiri Masjid ini... Semoga mereka tetap istiqomah dalam iman dan Islam...
ReplyDeleteWhoa, lift? Keren! Tapi khusus difabel saja ya, Mbak? Etapi kan katanya satu langkahnya bisa berpahala.. Ya sudah yuk naik tangga :D
ReplyDeleteMasjidnya sungguh megah...membuat siapa saja yang masuk menjadi tenang.
ReplyDeleteNamun sayangnya, terlalu sepi.
Apalagi adzannya tidak dikumandangkan.
Padahal adzan adalah salah satu cara umat Islam untuk syiar.
Hai mba
ReplyDeleteAku belum pernah kesini tapi pernah liat berita lain yg cerita ttg kekagumannya pada mesjid ini :)
Masa Allah... Semoga jadi orang yang diridhoi keluarga pendiri masjid ini. Megah dan luar biasa.
ReplyDeleteBaru tahu saya ada masjid kompleks yang pakai lift!
Kalau dekat, bakal sering saya ajak ke masjid seperti ini. Hehe...
Maaf komentarnya semalam gak muncul. Mgkn gangguan jaringan. Semoga kali ini lolos
Ssst! Di Cianjur belum ada Masjid semegah dan sebagus ini. Masjid besar saja kalah...
Masya Allah.. bagus banget mesjidnya. Baru pertama kali liat t4 wudhu ada pedoman wudhunya. Masuk daftar wisata religi nih, thanks infony mb :)
ReplyDeleteMei 2016? Berarti baru hitungan bulan ya usia masjidnya. Masih gresss! :D
ReplyDeleteKenapa kalau adzan nggak pakai pengeras suara ya, Mba? Pertimbangannya apa? Penasaran.
Aku belum pernah ke Sunter hehe
ReplyDeleteBtw Ramli Rasidin dan Lie Njoek Kim itu suami istri? Mereka siapa? Tokoh Betawi kah?
Megah dan indah ya
ReplyDeleteAmin, semoga pahalanya terus mengalir
ReplyDeleteKalau masih mampu, naik tangga dong
ReplyDeleteEh ini saat belum waktu sholat ya sepi, mba. Kalau adzan tanpa pengeras suara mungkin untuk toleransi dengan tetangga. Di luar negeri juga adzan tanpa pengeras suara, alhamdulillah masjid tetep rame
ReplyDeleteSila mampir *kayak rumah sendiri
ReplyDeleteSemoga keluarga Teh Okti bisa mendirikan masjid seperti ini :D
ReplyDeleteSaya juga takjub. Biasanya petunjuk wudhu cuma poster kecil
ReplyDeleteMungkin untuk toleransi dengan tetangga, Nyak
ReplyDeleteMereka mualaf Tionghoa.
ReplyDeleteSunter lumayan juga ya dari Depok
hai mba Helena..mampir juga akhirnya ke blog yang ini.
ReplyDeleteMesjid ini padahal lumayan dekat sama rumah mertua tapi sayang kami belum sempat mampir.
Kalau ke sini sekalian mampir ke tempatku ya mba. Heheh
ReplyDeleteIni mesjid yang pernah di posting ama adek nya syahrini, mudah2an bisa mencicipi keteduhan mesjid ini kalo lagi di sunter
ReplyDeleteOm cumi tahu aja sih kemana adiknya Syahrini pergi
ReplyDeletecakeep bner masjidnyaa :O
ReplyDeleteitu beneran dijakarta mbak? wihh
Subhanalloh, penuturannya sangat indah. Aku serasa dibawa masuk ke dalam masjidnya. Aku suka lewat sini, mbak. Cuma karena deket sama rumah mertua, malah gak pernah mampir.
ReplyDeleteSubhanalloh, mudah2an jamaahnya juga ramai semegah masjidnya ya....terutama jamaah saat sholat subuh :)
ReplyDeletecantik sekali masjidnya, subhanallah
ReplyDeleteDi kawasan elite Jakarta. Keren!
ReplyDeleteOh udah pernah lewat ya. Sesekali mampir mba
ReplyDeleteIngin juga sholat subuh di sana
ReplyDeleteSubhanallah megah. Dari google maps udah terlihat kemegahannya
ReplyDelete[…] Baca juga: Megahnya Masjid Ramlie Musofa di Kawasan Elite Jakarta […]
ReplyDeleteBaru tahuuuu, aku belum pernah ih main2 ke Masjid2 di Jakarta Utara, yg Pitung 1000 tiang (kalo gak salah) aja belum, hiks.
ReplyDeleteHelena, jadi pengen deh ke wilayah Sunteer mampir di Mesjid ini. Bunda tahun 1989 meninggalkan wilayah Jakarta Utara. Daerah Sunter tahun itu masih gak teratur dan masih gak bersih.
ReplyDelete