Saturday, March 25, 2017

Dibayar untuk Liburan, Siapa yang Tak Ingin Jadi Travel Blogger? (Bagian 1)

Melihat para travel blogger seperti Marischka Prudence, Fahmi Anhar, Wira Nurmansyah, Danan Wahyu, Dua Ransel, juga Alm. Cumi Mz Toro yang kerjanya liburan melulu membuat saya mupeng. Waktu itu saya masih berstatus sebagai pekerja kantoran. Tiap hari saya berhadapan dengan komputer dan file-file sementara mereka bisa jalan-jalan ke pantai, gunung, bahkan luar negeri secara cuma-cuma. Enak banget liburan dibayarin! Travel blogger menjadi impian saya saat itu.


Setelah menekuni dunia blogging, saya menyadari travel blogger tidak sekadar jalan-jalan lalu eksis di media sosial. Mereka bekerja dengan target-target tertentu. Untuk menjadi travel blogger yang nge-hitz dengan pageview tinggi dan followers puluhan ribu butuh usaha keras. Ga percaya? Ini nih tips menjadi travel blogger dari Marischka Prudence dalam #ArisanIlmuKEB pekan lalu di fX Sudirman.




[caption id="attachment_1610" align="aligncenter" width="800"] Konsumsi yang dibawa emak-emak peserta Arisan Ilmu KEB banyaaak. Kenyang![/caption]


Di awal acara, Mak Ketu Sumarti Saelan mengucap syukur akhirnya arisan ilmu KEB (Kumpulan Emak2 Blogger) di Jakarta ada kembali setelah vakum sekian purnama. Tema traveling dipilih setelah mendapat usul dari para member KEB. Sebagai narasumber, KEB mengundang Marischka Prudence atau biasa dipanggil Prue. Semoga arisan ilmu bisa diadakan tiap bulan. Amin.


Saat tahu narasumbernya adalah Prue, saya langsung mendaftar. Prue termasuk idola saya di dunia traveler apalagi ia suka diving. Melihat IG feed @marischkaprue ga bakal bosan. Tiap fotonya enak dilihat dan niat banget, salah satunya di bawah ini. Dia bawa floaties gede berbagai bentuk juga float kecil, fin pink, dan monofin ke Pulo Cinta! Meski floaties bisa dikempeskan, sebelum pemotretan perlu dipompa dulu, kan. Katanya floaties ini memenuhi setengah koper sendiri. Demi property dan menghasilkan foto yang indah serta beda memang harus niat!




[caption id="attachment_1604" align="aligncenter" width="594"] Niat banget bawa segini banyak floaties buat foto-foto (pic: instagram @marishckaprue)[/caption]

Siapa Saja Bisa Menjadi Travel Blogger


Secara ringkas travel blogger berarti orang yang menuliskan catatan, jurnal, atau laporan perjalanan di blog untuk berbagi informasi atau opini suatu tempat. Siapa saja bisa menjadi travel blogger. Blognya bisa fokus membahas traveling atau kombinasi dengan topik lain seperti food, parenting, atau lifestyle.


Penulisan artikel di blog melalui 4 proses berikut ini:




  • Planning: sebelum traveling, penulis membuat rencana tujuan wisata serta hal yang dilakukan di sana.

  • Hunting: Selama traveling, penulis mencari dan menggali data sebagai bahan tulisan. Jangan lupa untuk banyak memotret sebagai bahan pendukung tulisan. Foto juga sebagai pengingat kejadian unik dan berkesan di suatu tempat. Buat kangen-kangenan gitu deh…


Untuk mendapatkan 1 foto yang bagus, Prue bisa memotret 10x. Kadang harus kembali ke suatu tempat di waktu yang berbeda supaya mendapat foto dengan feel yang beda, apalagi jika tempatnya ramai pengunjung sehingga sulit mencari spot foto yang menarik.




  • Writing: Saat menulis artikel, tentukan fokus cerita. Bagi menjadi tema spesifik dan beri penekanan pada sudut pandang atas tema. Misal membahas mengenai kuliner Jakarta seperti kerak telor. Tema ini bisa dikembangkan dengan menceritakan sejarah kerak telor, cara pembuatan, masukkan unsur budaya Betawi, juga bandingkan dengan kuliner serupa di daerah lain.

  • Editing: Self-editing dilakukan penulis dengan membaca dan memperbaiki tulisan berulang kali sebelum akhirnya menayangkan artikelnya.

    [caption id="attachment_1612" align="aligncenter" width="800"] Satu tempat wisata dikembangkan menjadi banyak cerita[/caption]


Bangun dan Rawat Blog Seperti Perusahaan Sendiri


Memiliki blog itu seperti memiliki perusahaan atau toko sendiri. Saat mulai berdiri, pikirkan toko ini akan diisi dengan apa. Apakah cerita seputar traveling, kuliner, dll. Bisa juga lebih spesifik seperti wisata di negara atau provinsi tertentu. Hal ini juga akan menentukan nama blog, seperti pergidulu.com milik pasangan traveler Susan dan Adam. Setiap hendak pergi liburan, mereka berkata, “Pergi dulu, ya.” yang menjadi inspirasi penamaan blog.


Toko juga perlu didesain. Mau tampak clean dengan background putih atau warna lain. Terserah saja selama nyaman dibaca dan membuat betah pengunjung.


Dan yang terakhir, sebagai toko juga perlu promosi. Cara paling mudah (dan murah) dengan berbagi tulisan melalui media sosial. Manfaatkan Facebook, Instagram, Twitter, Path, dll. Prue awalnya aktif di twitter tapi kini lebih sering memakai instagram.


Blog sebagai media personal branding maka harus dirawat dengan baik. Perhatikan etika menulis karena apa yang ditulis di sana mencerminkan diri si penulis. Saat kesal atau kecewa dengan suatu tempat wisata, sebaiknya menahan diri. Jangan langsung menumpahkan kekesalan di blog karena dapat menjadi bumerang diri. Tunggu hingga emosi mereda dan bisa berpikir dengan lebih jernih.



Tidah Harus Mengikuti Kaidah 5W + 1H


Membangun alur cerita dalam suatu tulisan tidak harus memenuhi 5W dan 1H alias what, who, where, when, why, dan how. Penulis bisa fokus memilih ingin berbagi mengenai hal tertentu atau hal yang paling berkesan dari suatu perjalanan. Misalkan di Dufan ngobrol dengan petugas yang bekerja di sana. Profil orang tersebut dapat dituliskan menjadi satu artikel sendiri.


Penulisannya pun tidak perlu runut A-B-C. Prue mencontohkan pada tulisannya mengenai pengalaman bungee jumping. Paragraf awal menceritakan perasaannya yang tak karuan saat berdiri di ujung papan sebelum melompat. Pembaca akan terbawa emosi seperti berada dalam posisi Prue dan tertarik membaca lebih lanjut.


Di samping itu, gaya penulisan artikel di blog cenderung lebih santai dan tidak baku. Lihat saja blog cumilebay.com yang berwarna-warni dengan banyak hashtag. Setiap artikel selalu banjir ratusan komentar. #RIPCumilebay



Sama Tempat, Beda Orang, Beda Rasa


“Apa yang kamu pikirkan saat melihat foto ini?”, tanya Prue sambil menampilkan foto pemandangan gunung yang dikelilingi awan. Beberapa emak menjawab dengan penjelasan berbeda-beda. Dari situ disimpulkan bahwa beberapa orang melihat satu foto yang sama namun merasakan hal berbeda.


Rasa, unsur ini yang membedakan satu orang dengan orang lain maka masukkan unsur rasa pada tulisan. Banyak orang berkunjung ke satu destinasi yang sama tetapi pengalaman tiap orang akan berbeda.




[caption id="attachment_1611" align="aligncenter" width="800"] Masukkan unsur rasa dalam tulisan - Marischka Prue[/caption]

Contohnya pakai pengalaman saya sendiri aja ya, hehe. Desember 2012 saya menghabiskan pergantian tahun di sebuah pulau kecil di Togean, Sulawesi Tengah. Malam itu saya dan teman-teman diajak bergabung bersama penduduk lokal merayakan tahun baru dengan menari dero (tarian tradisional Poso) dan pesta kembang api yang sangat meriah. Sungguh menjadi pengalaman tahun baru yang tak terlupakan padahal kami di pulau kecil yang listrik saja hanya ada di malam hari. Baca ceritanya di “A Year in Heaven Called Togean”.


Selain rasa, gaya menulis tiap orang berbeda-beda. Pemilik blog marischka-prudence.com ini menyarankan untuk menulis pengalaman traveling sesuai personality dan style masing-masing. Munculkan keunikan, jangan ragu untuk menulis, dan berbagi tulisan. Jangan khawatir takut sepi pembaca karena ada saja segmen pembaca yang cocok. Supaya banyak yang tahu, share juga ke media sosial.


Bagaimana bila berkali-kali ke tempat yang sama? Apakah hanya menulis 1 kali saja atau tiap belibur selalu menulis artikel baru?


Berkunjung ke satu tempat wisata bisa menghasilkan banyak cerita. Bahkan berulang kali ke tempat yang sama bisa mendapatkan cerita berbeda. Ada yang tentang itinerary, hal yang bisa dilakukan di tempat wisata tersebut, profil orang yang ditemui di sana, sejarah mendalam tempat tersebut, dan lain sebagainya.




[caption id="attachment_1614" align="aligncenter" width="800"] Arisan ilmu bertabur doorprize (saya belum dapat, Mak!)[/caption]

Mendengar penjabaran wanita kelahiran Bandung ini, saya menyadari travel blog Myfoottrip banyak kekurangan. Saya ingin menulis kembali pengalaman traveling dengan lebih fokus dan membagi cerita liburan ke dalam beberapa artikel. Selama ini tulisan di Myfoottrip kebanyakan terpaku pada itinerary dan things to do (efek saya suka banget menyusun rencana perjalanan dengan detail). Skill menulis perlu terus diasah supaya tulisan makin menarik dan bermanfaat untuk pembaca (semoga ada yang mampir ke Myfoottrip).


By the way, penjelasan Prue tidak hanya sampai di situ. Topik berikutnya yang membuat semangat nge-blog makin membara yaitu cara travel blogger mendapatkan penghasilan. Hmm, berapa sih gaji seorang travel blogger? Baca di Dibayar untuk Liburan, Siapa yang Tak Ingin Jadi Travel Blogger? (Bagian 2)


57 comments:

  1. […] juri lomba, dsb. Meski dibayar, tetap tunjukkan karakter dalam tulisan tersebut. Ingat tips di Dibayar untuk Liburan, Siapa yang Tak Ingin Jadi Travel Blogger? (Bagian 1) untuk menulis dengan style masing-masing, unik, serta […]

    ReplyDelete
  2. Makasih sharing ilmunya, Mak. Memang bikin mupeng ya jadi travel blogger itu :D

    ReplyDelete
  3. Suka banget lihat foto2 Prue, nggak bikin bosen. Sementara aku suka nggak sabar. Efek sambil momong anak-anak.

    Makasih sharingnya ya.

    ReplyDelete
  4. Ketika kita melakukan sesuatu yang berawal dari hobi kemudian bisa menghasilkan, jadi keren ya. Apalagi dulu nggak ada yang ngeh dengan profesi travel blogger :)
    Terima kasih sudah berbagi mba

    ReplyDelete
  5. Ayoo mba kapan kita liburan bareng.. Hhee
    Aku jg pengen bgt jdi travel blogger, kayaknya keren banget predikatnya

    ReplyDelete
  6. di balik kemupengan itu ada kerja keras yang harus dilakukan. Semangat!!!

    ReplyDelete
  7. ajak anak foto itu paling susah. Kita udah siap bergaya, si anak tiba-tiba nangis. Challenging ya, hehehe

    ReplyDelete
  8. dari hobi jadi profesi itu sesuai quote "do what you love". Tiap hari ga merasa kerja.

    ReplyDelete
  9. kita ke Monas dulu aja deh. Aku belum pernah naik ke menaranya.

    ReplyDelete
  10. nice share nih :D kalo menurut saya sih intinya jangan pikirkan komersil nya dulu. heheh. itu yang perlu. soalnya kita bakal hilang fokus. cukup tulis dan rintis dari awal perlahan2. seiring berjalannya waktu dan kerja keras saya rasa bisa jadi kayak mereka2 juga ya

    ReplyDelete
  11. saya setuju. Lagipula Prue juga memulai pelan2 kok dari yg blog isi curhatan hingga akhirnya ia fokus jadi travel blogger. Dia menikmati prosesnya hingga bisa seperti sekarang :)

    ReplyDelete
  12. bahkan sampai Prue setenar ini pun dia tetap mengingatkan untuk terus menulis supaya happy, bukan supaya dapat banyak duit.
    Kalau mikir duit duluan yang ada beban dan ga happy saat ngeblog

    ReplyDelete
  13. aku mupeng sama trinity + prue juga, yeah jadi travel blogger itu kudu usaha keras

    ReplyDelete
  14. Seneng bgt yak kalau bisa travelling dan dibayar. Paling suka banyak tulisan Cumilebay hiks sayang sekarang tak bisa lagi membaca tulisan travelling terbarunya.

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah bisa nemu blog teh Helen (Eh bener ga sih ? muehe)

    Ada secercah ilmu yang aku dapet disini,
    aku jadi semangat ngeblog lagi.
    Aku kira postingan ini bener-bener membahas tentang duit. tapi masih ada lanjutanya ya.
    yowes aku ke part II dulu wk

    ReplyDelete
  16. Aku ngefans sama teteh Prue banget! Waktu itu sempat ke acara travel blogger yang diadain di Bandung dan yang ngisi acara teteh Prue. Orangnya humble, nggak pelit ilmu, bermanfaat. Beliau salah satu yang menginspirasi aku buat jadi travel blogger. Makasih sharingnya ya, Mba :D

    ReplyDelete
  17. travel blogger ..emang enak dilihat..bikin mupeng.. tapi ada perjuangan dan pengorbanan yg org gak tahu..

    kita mah liat enaknya aj...hi2

    ReplyDelete
  18. Komplit ulasannya..noted mba Helena..saya juga mau jadi travel blogger..

    ReplyDelete
  19. dibalik itu memang ada usaha yang harus dilakukan dengan konsisten

    ReplyDelete
  20. asik ya mpo, jalan-jalan. Bisa dimulai dengan mengulas yang dekat dengan kita.

    ReplyDelete
  21. iya nih sedih dengar kabar duka tentang Om Cumi. Blogger yang humble dan ga pelit ilmu.

    ReplyDelete
  22. Helen aja supaya awet muda, hohoho...
    Poin penting yang aku dapat dari Prue, ngeblog itu nulis dulu aja. Jangan mikirin duit melulu.

    ReplyDelete
  23. Benerrrr, dia sebelum acara malah samperin emak-emak trus ajak ngobrol duluan. Baik banget kan.

    ReplyDelete
  24. iya butuh kerja keras supaya jadi travel blogger sukses. Semangat!

    ReplyDelete
  25. asik... ajakin anak-anak main ke taman trus diulas di blog pun udah bisa ya. Semangat jalan-jalan :D

    ReplyDelete
  26. Saya pingin banget sekali-sekali ada orang yang membayar saya untuk pergi ke suatu tempat untuk dijadikan sebuah konten.

    Saya berharap ditahun 2017 dapat job sbg travel blogger hehehe..

    ReplyDelete
  27. Keren ya hasil karyanya kak Prue.. Fotonya kece semua..

    ReplyDelete
  28. Akhirnya dapat ilmunya dari sini. Padahal kemarin dapat kesempatan hadir, malah tidak bisa hadir karena ujannya dueres banget nggak berhenti2. Thanks infonya :)

    ReplyDelete
  29. Thank you tipsnya mbak. ilmunya jadi bahan masukan buat saya yang suka bingung nulis artikel tentang perjalanan liburan hehehe

    ReplyDelete
  30. Wow ilmunya

    10kali buat satu foto

    ReplyDelete
  31. Waah detail n lengkap nih reportasenya...
    Jd pingin klik yg bagian 2 hahaha

    ReplyDelete
  32. mau pake banget dibayar untuk liburan aku mbak ...
    lah yg ada saat ini aku liburan sambil kerja hahahha (sedih kalo diceritain) ..
    ternyata untuk menjadi travel blogger itu gak segampang yg di bayangkan ya, banyak yang harus dilakukan . 1 tempat wisata bener2 harus di korek/diulas sampai detail banget kali ya mbak..
    jd pengen traveling lagi biar bisa sering2 nulis tentang traveling .

    ReplyDelete
  33. Ya travel blogger makin ngehit setelah awal tahun ini ada iklan yg ngaku travel blogger hehehe...

    ReplyDelete
  34. pengen banget ikut arisan bareng kak prue iniii T^T
    mupeeng hiksss
    btw thankyoouu tips2nya maak :D

    ReplyDelete
  35. Begitu rupanya memang harus totalitas ya mbak! Terima kasih infonya. Semoga blog aku bisa lebih baik lagi setelah mendapatkan ilmunya dari tulisan ini. Silahkan mampir ke rumah ku www dot yellsaints dot com

    ReplyDelete
  36. Alhamdulillah, jadi bisa ikut belajar ilmu dari Mba Prue lewat tulisan ini. Kalau saya malah nggak punya catatan traveling dengan konsep itinerary. Lebih ke cerita perjalanannya :D

    ReplyDelete
  37. Pengalaman dan hasil traveler blogger memang bikin mupeng, saya juga pengen seperti mereka. Sayang kesempatan belum ada

    ReplyDelete
  38. travel blogger butuh modal banget sih ya karna kan emg harus jalan-jalan buat materinya. tapi aku salut sama para travel blogger apalagi yg masih merintis.

    elisabethgultom dot blogspot dot co dot id

    ReplyDelete
  39. Emang enak jadi Prue yach....bisa jln ke mana pun dan kapan pun dia suka plus dibayar hhhmmm.....keren tulisannya nih mbak Helena :)

    ReplyDelete
  40. Amin... keep writing and sharing. Do the good work and money will follow, itu kata pepatah.

    ReplyDelete
  41. Entah itu hasil jepret berapa kali akhirnya dapat 1 foto yang kece badai

    ReplyDelete
  42. Iya hari itu hujan turun dengan awetnya. Alhamdulillah begitu hujan reda, kami langsung tancap gas ke fX.

    ReplyDelete
  43. Sebenarnya ga harus liburan yang jauh kemana gitu. Bisa aja bahas yang dekat dengan tempat tinggal kita. Entah taman dekat rumah, kuliner yang ngehits, dkk.

    ReplyDelete
  44. Biasanya pertama foto gayanya masih kaku. Setelah 10 jepretan jadi lebih luwes. Pantesan fotonya Prue hasilnya keren-keren.

    ReplyDelete
  45. haduuuh Mba Ophi, langsung deh baca bagian 2 trus ajakin aku. Hehehe

    ReplyDelete
  46. lumayan lah mba kerjanya mobile sambil dikit-dikit liburan. At least review hotel, heheh.
    Next time minta extend supaya lebih lama di lokasi tujuan

    ReplyDelete
  47. Oia yang itu. Profesi travel blogger udah dilirik nih

    ReplyDelete
  48. Sementara nyimak di sini dulu ya. Semoga saat Prue ke kotamu, kalian bisa ketemuan

    ReplyDelete
  49. Iyaaa, dalam melakukan pekerjaan emang harus total. Okee saya mampir yaa

    ReplyDelete
  50. Saya sering nulis tentang itinerary karena banyak yang nanya, kalau punya waktu cuma 3 hari bisanya kemana aja? Jadilah tulisan itinerary yang detail. *kemudian buka jasa tour and travel

    ReplyDelete
  51. Keep writing, sharing, and inspiring ya :)
    Tips-nya Prue oke banget buat dicoba. There's always a way

    ReplyDelete
  52. Supaya ga terbebani dengan modal, kita happy aja dengan liburan. Kan ceritanya mengulas jalan-jalan. Traveling juga ga harus ke tempat jauh atau biaya besar, yang dekat-dekat saja menyesuaikan budget.

    ReplyDelete
  53. Tau ga sih mba, mungkin efek dia kebanyakan jalan-jalan, Prue itu liburannya berupa tidur. Hehehe...

    ReplyDelete
  54. Jadi blogger apa pun mesti punya effort tinggi ya, Mak.

    ReplyDelete
  55. kalau emang niat monetizing ya seperti bekerja pada umumnya yang butuh effort

    ReplyDelete
  56. terima kasih tipsnya mbakkk
    ini yang sangat saya inginkan
    menjadi seorang blogger handal
    tapi mau gi mana saya dk bisa buat cerita
    heeee
    jadi travel blogger memang sesuatu yang sangat menantang
    izin share ya min
    buat bagi2 Ilmu
    he

    ReplyDelete

Mengurus Perpanjangan SIM di Gerai SIM Mal Artha Gading Cuma 15 Menit

Mengurus Perpanjangan SIM di Gerai SIM Mal Artha Gading Cuma 15 Menit Bulan September ini masa berlaku SIM A & C saya habis. Itu artin...