Jakarta dengan gedung pencakar langit dan pembangunan transportasi umum di sana-sini masih menyimpan area seluas hampir 100ha yang dipenuhi rimbunan pepohonan bakau. Tempat wisata alam di utara Jakarta ini menjadi alternatif wisata keluarga tanpa harus jauh ke luar kota. Apa saja yang bisa ditemui di Hutan Bakau Pantai Indah Kapuk, Jakarta?
Pantai Indah Kapuk (PIK) dikenal sebagai kawasan perumahan elit. Saya pernah icip menginap semalam di sana saat berkunjung ke rumah teman. Komplek perumahannya seperti iklan di tv yang “Senin harga naik”. Tak disangka setelah melewati kawasan tersebut terdapat tempat wisata alam sebagai lokasi konservasi mangrove.
Tempat ini udah terkenal banget. Sayanya aja yang main kurang jauh jadi baru beberapa waktu lalu mampir ke sana, itupun hasil diajakin saudara. Kami berangkat pagi supaya santai di perjalanan, ga kena macet. Sampai sana parkiran masih sepi dan cuaca masih nyaman buat jalan-jalan.
[caption id="" align="aligncenter" width="538"]

Cara Menuju Hutan Mangrove PIK
Meski berlokasi dekat kawasan perumahan, hutan mangrove PIK mudah dijangkau dengan transportasi umum. Wisatawan dapat menggunakan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) jurusan Monas – PIK, turun di Buddha Tzu Chi.
Rute BKTB Monas-PIK:
Pantai Indah Kapuk (PIK) – Muara Angke – Muara Karang – Pluit – Penjaringan – (Jembatan Tiga – Bandengan) – Pakin – Gedong Panjang – Kota – Harmoni – Monumen Nasional (Monas) – (Balai Kota – Gambir – Tugu Tani)
Baca juga: RPTRA Kalijodo dan RTH Kalijodo
Jika menggunakan mobil dan lewat jalan tol, ambil exit Pantai Indah Kapuk. Masuk ke wilayah PIK, cari PIK Avenue Mall di sebelah kanan. Setelah itu belok kanan ke arah Buddha Tzu Chi. Di sebelah kiri Buddha Tzu Chi akan terlihat pintu gerbang hutan mangrove PIK.
[caption id="" align="aligncenter" width="717"]

Awas Kena Denda di Hutan Mangrove PIK
Setelah masuk pintu gerbang, di sebelah kiri terdapat loket karcis. Di sana tertera harga tiket perorang dengan jelas dan tarif parkir kendaraan. Saya sudah siap mengabadikan tarif tersebut dengan kamera kemudian kaget melihat simbol kamera dicoret. Ternyata ada biaya tambahan bila memotret dengan kamera di kawasan hutan mangrove PIK. Biaya membawa kamera, baik kamera poket, mirrorless, DSLR, atau kamera apapun lah namanya yaitu SEJUTA RUPIAH! Gile bener. Pengunjung hanya boleh memotret menggunakan kamera handphone atau tablet. Rasanya ingin upgrade ke iPhone X. *jual motor.
Bagi yang ingin melakukan pemotretan prewedding dikenai biaya Rp1.500.000,- per 1 April 2016. Untunglah saya ke sana setelah menikah (foto-foto pakai kamera HP doang) jadi tidak dikenai biaya tambahan. Tak hanya itu, dilarang membawa makanan dan minuman dari luar.
Peraturan ini serius karena sebelum masuk ke kawasan hutan bakau akan dilakukan pemeriksaan. Petugas mengecek tiket dan mengingatkan kembali dilarang membawa kamera, makanan, dst. Saya langsung menyimpan kamera di mobil daripada kena denda.
[caption id="" align="aligncenter" width="516"]

Bertemu Biawak, Monyet, hingga Naik Perahu
Dari tempat parkir, kami berjalan kaki menuju hutan bakau. Tidak ada alur tertentu sehingga pengunjung bebas mau mulai lewat mana. Kami asal saja mengikuti panah yang ada.
Sebelum berbelok ke kawasan penginapan, saya melihat biawak menyeberang jalan. Melihat hewan sebesar itu menjadi warning buat saya agar lebih waspada selama berkeliling hutan bakau ini. Syukurlah saya hanya menemukan satu lagi biawak yang leyeh-leyeh di bawah pohon bakau, agak jauh dari jembatan yang saya lewati.
Di dekat area kantin, terdapat beberapa monyet dalam kandang. Aman lah kalau mau lihat-lihat. Eh ada juga satu monyet yang nongkrong di pinggir jalan tanpa dirantai. Ketika anak saya mendekatinya, sang monyet langsung kabur. Saya udah was-was aja nih takut si monyet berbalik arah.
Dekat penginapan terdapat lapangan yang cukup luas untuk bermain. Yang paling menarik perhatian yaitu jembatan goyang sebagai latihan motorik anak. Di situ tertulis permainan untuk anak usia maksimum 12 tahun akan tetapi pengunjung dewasa lainnya ikutan mencoba. Saya juga sih, nemenin anak. *alesan.
[caption id="" align="aligncenter" width="717"]

[caption id="" align="aligncenter" width="717"]

Selain melihat tanaman bakau (iyelah…) pengunjung dapat menikmati wisata air dengan naik perahu motor atau mendayung sendiri (perahu dan kano). Nak-kanak langsung minta naik perahu jadi saya biarkan para bapak yang bagian mendayung. Cuaca mulai terik, saya menunggu di dermaga aja sambil menghitung pesawat lewat (lokasinya dekat bandara Soekarno-Hatta).
Baca juga: Naik kereta bandara Soekarno-Hatta dan Skytrain
Satu perahu dapat dinaiki sekitar 4-6 penumpang. Ada life jacket tapi harus minta ke petugas. Saya ga ngerti seberapa dalam air di hutan bakau ini namun lebih baik safety first, kan.
[caption id="" align="aligncenter" width="717"]

Penginapan di TWA Mangrove, Angke Kapuk
Kawasan hutan bakau Muara Angke memiliki beberapa tipe penginapan. Pengunjung bisa menginap di camping ground/rumah tenda berkapasitas 2 orang atau di penginapan permanen yang terbagi menjadi Villa Rhizopora dan Avicennia (4 orang), Villa Egreta (6 orang), dan Villa Betang (20 orang).
[caption id="" align="aligncenter" width="717"]

[caption id="" align="aligncenter" width="717"]

Saat liburan tahun baru, tempat wisata ini menawarkan paket menginap di malam tahun baru dengan harga mulai 300ribu/orang. Ya semacam glamping di antara hutan bakau. Seru keknya nginep di sini tapi harus bawa obat nyamuk karena nyamuknya buanyak! Trus bawa senter supaya malam hari mau ke toilet lebih waspada celingak-celinguk, semoga ga ketemu biawak.
[caption id="" align="aligncenter" width="717"]

Yang saya pikirkan sih saat kelaparan. Kan ga boleh bawa makanan dan minuman dari luar. Di sini ada kantin tapi hanya menjual semacam snack, mie instant, air mineral, dan teh kemasan yang harganya wisatawan banget deh. Buat yang menginap boleh kali ya bawa perbekalan sendiri atau cari makan di PIK Avenue Mall.
Baca juga: Irwan Team PIK Avenue Mall
[caption id="" align="aligncenter" width="717"]

Meski aturan membawa kamera bikin bete di awal, lumayan lah ijo-ijonya pohon bakau merindangkan hati yang kesal. Anak-anak juga happy mengenal bakau yang unik, pohon tergenang air tetapi tumbuh subur. Konservasi mangrove PIK ini dapat menjadi media pembelajaran supaya makin mencintai alam.
Baca juga: Wisata alam Bandung ke Jendela Alam
Sekadar berbagi tips berkunjung ke hutan mangrove PIK sebaiknya memakai sunblock, lotion anti nyamuk, dan membawa topi. Datang pagi sebelum pukul 9 supaya menikmati hangatnya mentari sembari meniti jembatan. Dan, bawa uang sejuta jika hendak hunting foto dengan kamera.
Wisata Alam Mangrove
Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Pantai Indah Kapuk
Kamal Muara, Jakarta Utara
Jalan Garden House, RT.8/RW.1, Kamal Muara, Penjaringan, RT.6/RW.2, Kamal Muara, Penjaringan, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14470
02129033055, 081932254370, 08170100523
Twa.angkekapuk@yahoo.com
Facebook: TWAMangroveAngkeKapuk
Jam operasional 07.00-18.00 WIB
Harga tiket TWA Mangrove Muara Angke terbaru
- Harga Tiket Masuk (HTM) wisatawan lokal Rp. 25.000
- Harga Tiket Masuk (HTM) wisatawan mancanegara Rp. 250.000
- Biaya parkir kendaraan roda 2 (Motor) Rp. 5.000
- Biaya parkir kendaraan roda 4 (Mobil) Rp. 10.000
- Biaya parkir kendaraan roda 6 (Bus) Rp. 50.000
- Wisata air perahu motor 8 orang Rp450.000,-
- Wisata air perahu motor 6 orang Rp350.000,-
- Wisata air perahu dayung Rp100.000,-
- Wisata air kano Rp100.000,-
Bahahahak. (((Bawa uang sejuta)))
ReplyDeleteSering banget liat foto-foto hutan mangrove ini seliweran di sosmed. Cakep ya Mba. Nyenengin juga karena ga cuma hutan mangrove thok. Di Bengkulu juga lumayan banyak hutan mangrove tapi belum terlalu diseriusin sama yang berwenang buat jadi tempat wisata yang lengkap fasilitasnya kaya gini
Aku pernah kesini mba, hanya untuk foto foto di bagian jembatan nya aja dulu. Baru tau kalau bisa naik kano dan malah ada penginapan juga disini
ReplyDeleteWow, sejuta ya kalo bawa kamera? Foto pake hp aja :D
ReplyDeleteKapan hari mau ke hutan mangrove yang di Surabaya tapi nggak jadi. Lotion anti nyamuk perlu juga ya, noted! Makasih tips nya mba.
Mending up grade hp terbaru yaa mba, drpada bayar sejuta
ReplyDeleteAku pernah mau ke sini neh mbak. Tahun 2013, mau foto-foto doang, prewed ala-ala gak serius. Beneran mau ditagih 500ribu kemaren. Gak jadi deh, nyari tempat lain di Ancol aja. Gak pake bayar foto sepuasnya, hahaha
ReplyDeleteYaampun ketat banget ya ternyata mba, aku belum pernah ke sini.
ReplyDeleteHutan Mangroove di daerah aku juga jauh-jauh. Padahal kepengen dengan uploadan temen-temen.
Nyamuk yang bikin suami saya masih males diajak ke sana hehehe. Kalau untuk kamera gak apa-apa, lah. Kamera masih lumayan hasilnya. Tapi kalau minum yang bikin bingung. Kami sekeluarga kuat minum. Makanya sering bawa botol minum kemanapun. Apalagi kalau cuaca panas. Masa harus beli terus, ya. :D
ReplyDeletebelum pernah kesini deh mba, malah terinpirasi someday mau lihat PIK.asyiiiik
ReplyDeleteDari jaman kuliah mau ke sini belum kesampean hihi. Sering ke daerah PIK tapi cuma buat makan di cafe2 nya gitu kalo aku mba.
ReplyDeleteAku jaraang banget ke pantai indah kapuk, mba. Soalnya terkesan jauh banget. Asik juga sih sesekali kalau ke sini
ReplyDeleteWisata hutan mangrove seru juga ya mba. Yang perlu diwaspadai sih nyamuk kali ya. Soalnya pernah juga wisata mangrove nyamuknya gak nahan.
ReplyDeleteSejuta buat kamera? Wuidih mahal amat. Mending buat beli tiket pesawat buat jalan ke tempat lain hahaa. Bawa hp ajadah kalo main ke sini.
ReplyDeleteUdah lama pingin kesitu, blm kesampaian aja. Kapan2 temenin ya Len
ReplyDeleteHutan mangrove sekarang sudah banyak sekali dijadikan tempat wisata ya mbk. Di Bengkulu juga banyak tempat wusata hutan mangrove tapi sayang pengelolaannya belum terlalu serius
ReplyDeleteWalaaaahh padahal yo podo2 kamerane duh.
ReplyDeleteWah baru tahu di sana ada penginapan juga, tapi harganya luar biasa yaa, kirain 300 rb per kamar hehe.
Wah kalau gk boleh bawa makan minum mesakne nek bawa anak kecil ya, mana harga di kantinnya lumayan gtu hohoho.
Tapi keren deh hutan mangrove-nya gak dianggurin dan terawat TFS
Woow dendanya mehong juga yak sejuta. Btw itu HTM buat lokal dan bule bedanya jauuh bgt yaakk
ReplyDeletePernah kesana bareng istri, monyetnya sangar, barbar banget, kayaknya kelaparan dah...
ReplyDeleteMihil bingit mbaaa dendanya...
ReplyDeleteWaaa oke banget ni ya utk kasih pengalaman ke krucils. Dari doto kliatan oke dan bersih.
suasananya ngingetin waktu di kalimantan dulu. jadi kangenn
ReplyDeletehutan magrove mungkin perlu di perluas
ReplyDeleteWalah, saya tinggal di Jakut dan gak jauh dr tempat ini tp malah blm pernah kesini..
ReplyDeleteWah di Jakarta rupanya ada Hutan Mangrove sebagus ini ya mb, keren...salam kenal mb
ReplyDelete[…] Baca juga: Wisata Alam di Jakarta Utara […]
ReplyDelete