Hari kedua Mayday Project ibu saya mulai menaruh curiga. Mengapa setiap kali mengirim kabar ke ibu selalu foto sendirian di tempat liburan, kok enggak ada temannya? Jangan-jangan Helena traveling sendirian.
[caption id="attachment_245" align="aligncenter" width="800"] Solo traveling, why not?[/caption]
Saya sengaja tidak memberi tahu ibu bahwa perjalanan pertama kali ke luar negeri (saya sebut Mayday Project) adalah solo traveling alias jalan-jalan sendirian. Kalau ibu sampai tahu teman saya membatalkan keberangkatan, kemungkinan besar rencana liburan saya bakal dicegah ibu. Enggak tega lah ibu melihat saya pergi sendiri ke tanah orang untuk pertama kalinya.
Rahasia itu hanya bertahan satu hari. Di hari kedua, ketika saya menyusuri Hat Yai di selatan Thailand, ibu mulai bertanya-tanya, “Mana temanmu? Kamu pergi sendirian, ya?”.
Baca juga: Mayday project day 2
Pengalaman traveling sendirian beberapa tahun lalu benar-benar mengubah hidup saya. Sejak itu, saya lebih percaya diri melakukan solo traveling. Bahkan bepergian sendiri terasa menyenangkan dan saya dapat menikmati lebih dekat tempat wisata yang saya tuju.
Traveling solo juga melatih kemandirian. Jangan dikira perjalanan saya mulus, kemampuan spasial saya yang begitulah membuat saya nyasar, sering malah. Alhasil bolak-balik saya bertanya ke orang. Ya alhamdulillah Allah memberikan petunjuk lewat orang-orang baik bahkan saya ditraktir naik angkot. He he ….
Satu lagi nih urusan booking tiket promo. Buat yang bepergian dengan budget minim a la backpacker seperti saya, solo traveling memudahkan pencarian tiket promo pesawat. Sesuaikan waktu dan tinggal booking. Berbeda dengan bepergian dalam kelompok, harus mencocokkan jadwal banyak orang. Kadang seat-nya hanya sisa sedikit.
Tips Aman Solo Traveling
Mungkin bagi sebagian orang berpikir solo traveling itu menakutkan, berbahaya, atau enggak asyik ah enggak ada kawan seperjalanan. Apalagi solo traveling untuk wanita yang berpotensi bahaya di mana-mana. Iya sih, tak menampik hal tersebut. Sebelum memutuskan traveling solo, saya mempertimbangkan berbagi hal. Berikut tips aman solo traveling untuk perempuan:
Pilih tujuan wisata yang aman untuk wanita solo traveling
Saya mengawali bepergian sendirian ke kota-kota besar yang sudah maju dan tergolong aman untuk traveling solo, seperti Jakarta, Balikpapan, Mataram, Denpasar, Kuala Lumpur, dan Singapura. Sebelum berangkat, banyak mencari info tentang keamanan di daerah tersebut.
Pilih penginapan di daerah yang ramai, aman, dan banyak fasilitas
Di tiap daerah biasanya ada kawasan yang terkenal aman dan yang red light district. Hati-hati memilih penginapan, jangan hanya tergoda harga miring eh bisa membuat imej miring. Perhatikan pula keamanan penginapan tersebut seperti resepsionis yang stand by, CCTV, dan kunci kamar.
Penginapan yang dekat fasilitas mini market, ATM, dan food court akan memudahkan solo traveller tanpa harus berjalan jauh sendiri.
Opsi akomodasi selama liburan juga dapat menggunakan couchsurfing, menginap di penduduk lokal. Untuk mencari couch yang tepat, pilih yang sesama perempuan dan perhatikan reputasinya.
Baca juga: Tips membuat couch request di Couchsurfing
Menginap di female dorm atau private room
Jika bepergian sendirian dan berencana menginap di hostel sebaiknya memilih penginapan di female dorm yang isinya khusus perempuan, bukan mixed dormitory. Menginap di dorm serasa ada banyak kawan seperjalanan.
Kalau ada budget lebih ya bisa menginap di private room. Saya sendiri agak gimana gitu waktu pertama kali menginap di private room hostel sendirian. Berasa seperti baru pindah kost. Waktu itu di depan kamar berjejer kasur-kasur tingkat. Saking penuhnya si hostel sampai tamunya menginap di ruang terbuka depan kamar saya. Errr ….
Mengatasi kekhawatiran saya, tiap keluar kamar pastikan mengunci pintu dan membawa barang-barang berharga. Bahkan ke toilet (shared bathroom) pun saya bawa tas kecil.
Menyimpan barang berharga di tempat tersembunyi
Udah semacam agen rahasia atau apalah ini, hahaha, tapi saya belajar dari ibu untuk membagi-bagi uang ke dalam beberapa tempat ketika bepergian. Ada yang disimpan di dompet, tas, celana, dsb. Saya juga pakai kaos singlet yang ada kantongnya, ini biasanya dipakai orang yang pergi haji.
Bawa ID card asli dan fotokopinya untuk berjaga-jaga. Selain itu, scan ID card, kartu ATM, kartu asuransi, dan dokumen penting lainnya lalu simpan filenya di e-mail atau cloud storage (Google Drive). Jika sewaktu-waktu ada yang hilang, setidaknya kita punya softcopy untuk mengurus dokumen tersebut.
Tempat makan model warteg
Makan di restoran dengan meja dan kursi yang sekotak-sekotak seperti di kafe gitu kan kelihatan banget kalau traveling sendirian. Menurut saya nih lebih aman makan di restoran yang duduknya model warteg (meja panjang), pengunjungnya lebih membaur.
[caption id="attachment_230" align="aligncenter" width="640"] Bertemu teman-teman baru di lokasi wisata[/caption]
Istirahat di masjid/ mushola
Saat beristirahat di tempat wisata, terminal, atau bandara, saya memilih istirahat di dalam masjid atau mushola. Saya merasa lebih aman dan nyaman di tempat ibadah, ingat terus untuk memohon keselamatan pada Allah. Meski demikian, tetap awasi barang bawaan.
Seperti saat di Hat Yai, saya ngadem di mushola terminal. Di sana, saya ngobrol dengan dua mahasiswi lokal yang mau mengaji. Waktu itu saya hendak ke kantor bus untuk kembali ke Kuala Lumpur tapi enggak tahu harus naik apa ke sana. Mereka dengan senang hati membantu mengantarkan saya hingga ke kantor.
Baca juga: Tiga Hari Keliling Lombok
Berjalan-jalan di siang hari
Eksplorasi tempat wisata memang menyenangkan. Karena bepergian sendirian, sebaiknya pilih waktu berjalan-jalan saat hari terang. Hindari traveling sendiri hingga larut malam apalagi melewati daerah yang sepi.
Memilih transportasi
Saya cenderung menggunakan transportasi publik ketika solo traveling dibanding taksi. Bepergian bareng penumpang lain terasa lebih aman, kalau ada apa-apa langsung teriak. Jikalau menggunakan taksi, saya pilih provider yang kredibilitasnya bagus.
Contohnya, ketika memilih transportasi dari bandara Soekarno-Hatta ke tengah kota Jakarta, saya pilih travel bandara murah yang juga aman seperti Shuttle Bus Big Bird. Maklum lah backpacker jadi faktor “murah” tetap menjadi pertimbangan. Enaknya shuttle bus ini jadwalnya banyak, dari pukul 07.30 pagi hingga pukul 11 malam. Busnya nyaman, ber-AC, dan dapat dipesan online di Traveloka dengan harga jelas di awal.
Membawa peralatan proteksi
Sebagai bentuk berjaga-jaga dari tindak kejahatan, ada yang membawa semprotan merica ketika solo traveling. Saya sendiri belum pernah membawanya tetapi patut dipertimbangkan. Kalau punya ilmu bela diri tentu akan lebih baik demi menjaga keamanan.
Waspada dan stay cool
Di satu sisi harus waspada, di sisi lain tetap tenang. Eh gimana tuh? Ya intinya santai aja, jangan sampai saking takutnya malah enggak menikmati liburan.
Ada aja kejadian tak terduga selama berlibur sendiri. Seperti di terminal BTS Malaysia, saya sempat salah membeli tiket bus. Di saat panik memikirkan tiket yang hangus, ada orang yang mengaku keluarganya sakit dan butuh bantuan uang segera. Cara bicaranya mendesak, membuat tidak dapat berpikir jernih. Lha, mengapa minta ke saya? Saya meminta maaf tidak dapat membantu kemudian segera kabur.
Solo traveling juga memberikan pengalaman berharga bertemu orang-orang baru dengan berbagai latar belakang, budaya, pemikiran, dan sebagainya. Dengan jalan-jalan sendirian saya memiliki waktu lebih banyak untuk mengenal diri dan mendekatkan diri pada Tuhan.
Bagaimana denganmu? Mau solo traveling kemana?
Wuih.. deg-degan bgt kalo pergi sendiri ke tempat asing. Kalo sudah familiar saya baru berani deh.. hihihi
ReplyDeleteiyaa deg-degan tapi yaa seru juga sih bisa bebas eksplorasi.
ReplyDeleteWah mai coba neh solo traveling pernah baca seh katanya Ok.. kapan yah.. TQ tulisannya menginsipirasi
ReplyDeleteMembaca tulisan ini saya jadi ingat masa lajang mbak. Kala kemana-mana sendiri, bahkan sempat longtrip berminggu-minggu sendirian menyusuri Bangka dan Belitung. Rasanya menyenangkan. Pengalaman yang sangat berharga dan nggak bakal terlupakan. Kalau saya dulunya tiap ngetrip sendiri suka numpang mampir di pos polisi.
ReplyDeleteMba Helen, gimana ini kalo kita jalan berdua, kemampuan spasialku juga pas-pasan.. Suka nyasar.. hahaha.. Duh, jadi kangen solo traveling lagii.. Kalo sekali udah pernah nyoba, jadi pingin lagi deh rasanya..
ReplyDelete[…] Baca juga: Tips Aman Solo Traveling untuk Perempuan […]
ReplyDeleteMbak nonton TAR dimana? Website mana? Kasih tau dong :)
ReplyDeleteThe Amazing Race? dulu di AXN. Kalau sekarang gak tahu deh, udah lama gak nonton tv. Hehehe
ReplyDelete